Struktur Beton Bertulang – Part 1
Dalam
dunia teknik sipil kita sering melakukan perencanaan struktur beton bertulang,
dimana terdapat tulangan-tulangan baja di dalam penampang beton tersebut yang berfungsi
untuk memperkuat beton itu sendiri dalam menahan beban. Beton memiliki nilai
kuat tekan yang tinggi, namun beton tidak memiliki nilai kuat tarik yang tinggi
pula. Sedangkan materil baja diketahui memiliki nilai kuat tarik yang tinggi,
namun memiliki nlai kuat tekan yang rendah. Untuk itu, tulangan-tulangan baja
yang disisipi pada bagian dalam beton bertulang bertujuan untuk mengisi
kekurangan dari beton itu sendiri dalam menambah nilai kuat-tariknya, dan
menciptakan sifat beton yang sedikit elastis dari sebelumnya.
Tulangan baja utamanya
dipasang pada struktur beton yang memiliki nilai momen lentur yang besar agar
dapat menahan gaya tarik yang ada. Bahan yang digunakan untuk membuat beton pun
harus diperhatikan kebersihan dan mutunya agar menghasilkan beton yang
berkualitas. Bahan-bahan dalam membuat beton antara lain :
a. Semen
b. Air
c. Pasir
d. Kerikil
Proses
pembuatannya beton sendiri dimulai dari mencampurkan antara semen dan air yang
dimana akan membentuk pasta, mencampurkan kembali pasta dengan pasir secara
bersama-sama dan akan membentuk mortar, dan mortar ditambah kerikil akan
membentuk beton. Namun untuk mendapatkan sifat-sifat beton yang lebih spesifik
dari beton normal, saat dalam bentuk beton segar beton diberi bahan tambahan.
Bahan-bahan
ini dicampur dengan perbandingan tertentu, kemudian dimasukkan ke dalam suatu
cetakan/begesting. Setelah beberapa saat kemudian beton segar ini akan mulai
mengeras, makin lama semakin keras dan semakin besar kuat tekannya. Dan ini
beberapa penjelasan tentang bahan pembentuk dari beton.
a. Semen
Semen
bersama air berfungsi sebagai bahan pengikat untuk mempersatukan bahan-bahan
pasir dan kerikil menjadi suatu masa yang padat dan kompak. Semen (PC:Portland
Cement) diklasifikasikan dalam 5 jenis sebagai berikut :
Jenis I : Semen portland
untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus
seperti yang dipersyaratkan pada jenis-jenis lain.
Jenis II : Semen portland
yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi
sedang.
Jenis III : Semen portland
yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada fase permulaan setelah
pengikatan terjadi.
Jenis IV : Semen portland
yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah.
Jenis V : Semen portland
yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat.
b. Air
Dalam
pembuatan beton, air mempunyai peran yang sangat penting antara lain :
1. Untuk
menjamin terjadinya proses hidrasi yang baik di dalam beton.
2.
sebagai bahan pelarut, pengencer, dan pelicin agar beton dapat dikerjakan
dengan baik.
Air
yang dipakai untuk pembuatan beton, tidak boleh mengandung minyak, asam, garam,
zat organik atau bahan yang lain yang dapat merusak beton dan baja tulangan.
Bila air yang akan dipakai tersebut diragukan kwalitasnya, maka harus diperiksa
di laboratorium. Dan juga bila kita memasukkan air yang terlalu banyak atau
kadar air dalam beton tinggi (F.A.S >>) maka justru akan mengurangi nilau
kuat tekan dari beton itu sendiri. Kenapa??Karena dalam proses pembentukan
beton terjadi proses hidrasi (menguapnya air yang ada di didalam beton). Nah
kalau air yang berlebihan maka secara berangsur-angsur air akan menguap dan
berubah menjadi udara. Kemudian Udara tersebut secara langsung membentuk
pori-pori di dalam tubuh beton tersebut dan akan mengurangi nilai kuat tekan
dari beton tersebut.
c. Pasir
Pasir
merupakan bahan pengisi, meskipun demikian kwalitas pasir sangat mempengaruhi
kwalitas beton. Pasir adalah agregat yang semua butirnya menembus ayakan
berlubang 5 mm. Bahan ini harus memenuhi syarat mutu seperti yang ditentukan
dalam SNI 0052-80 sebagai berikut:
1. Susunan besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 2,50
sampai dengan 3,80.
2. Kadar lumpur atau bagian butir lebih kecil dari 70 mikron,
maksimum 5 %.
3. Kadar zat organik ditentukan dengan larutan Na-sulfat 3%,
jika dibandingkan dengan warna standar/pembanding tidak lebih tua.
4. Kekerasan butir, jika dibandingkan dengan kekerasan butir
pasir kwarsa bangka memberi angka hasil bagi tidak lebih dari 2.
5. Sifat kekal diuji dengan larutan jenuh garam Natrium sulfat
bagian yang hancur maksimum 10 %, dan bila dipakai Magnesium sulfat, bagian
yang hancur maksimum 15 %
d. Kerikil
Berdasarkan
besar ukuran butir, kerikil adalah agregat yang semua butirnya tertinggal di
atas ayakan 5 mm. Kerikil dapat berupa bahan yang diambil langsung dari alam,
atau berupa batu pecah. Ukuran besar butir maksimum kerikil tidak boleh
melebihi :
1. 1/5 dari
jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan.
2. 1/3 dari
tebal plat.
3.
3/4 dari jarak bersih minimum antara batang tulangan.
Syarat
mutu kerikil yang ditetapkan menurut SII 0052-80 adalah sebagai beriku:
1. Susunan
besar butir mempunyai modulus kehalusan antara 6,00 sampai 7,10.
2. Kadar lumpur
atau bagian butir yang lebih kecil dari 70 mikron, maksimum 1 %.
3. Kadar bagian
yang lemah, diuji dengan goresan batang tembaga, maksimum 5 %.
4. Sifat kekal,
diuji dengan larutan jenuh Natrium sulfat, bagian yang hancur maksimum 12 %.
Jika dipakai Magnesium sulfat, bagian yang
hancur maksimum 18 %.
5. Tidak
bersifat reaktif dengan alkali.
6. Tidak boleh
mengandung butiran panjang dan pipih lebih dari 20%.
e. Bahan tambah
Pemakaian
bahan tambah dalam pembuatan beton mempunyai berbagai tujuan antara lain :
1. Memperbaiki
mutu beton.
2. Memudahkan
pengerjaan.
3. Mempercepat
waktu pengikatan/pengerasan.
4. Memperlambat
waktu pengikatan/pengerasan.
5.
dll
1. PROPORSI CAMPURAN
Proporsi
campuran yang digunakan harus berdasarkan serangkaian pengujian yang teliti
agar didapat kuat desak seperti yang direncanakan untuk mendapatkan nilai kuat
tekan yang sesuai dengan nilai kuat tekan rencana.
2.
CARA PENGUJIAN MUTU BETON
Persyaratan
untuk kuat tekan f¢c harus didasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder
(diameter 15 cm tinggi 30 cm) di laboratorium. Apabila didasarkan pada nilai
yang didapat dari hasil uji tekan benda uji kubus dengan ukuran sisi 15 cm maka
harus dilakukan konversi untuk mendapatkan f¢c dengan rumus sebagai berikut:
f¢c = 0,83 fck
(dimana
fck adalah kuat tekan beton, MPa, didapat dari benda uji kubus dengan ukuran
sisi 15 cm).
Nilai
kuat tekan f¢c harus didasarkan pada hasil pengujian benda uji pada umur 28
hari. Apabila didapat data kuat tekan pada umur sebelum 28 hari, maka untuk
menentukan harga kuat tekan f¢c pada umur 28 hari, harus digunakan faktor
konversi sesuai tabel 1.1 sebagai berikut.
Kuat
tekan beton yang disyaratkan f¢c yang didapat dari nilai-nilai pemeriksaan
harus dihitung dengan rumus:
f¢c = fcr – 1,64 s
dimana :
f¢c : kuat tekan, MPa
fcr : kuat tekan rata-rata, MPa
s : deviasi standar
3.
SIFAT-SIFAT BETON
Sifat
mekanik beton dapat diklasifikasikan menjadi :
-
Sifat jangka pendek, yaitu kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, dan modulus elastisitas.
-
Sifat jangka panjang, yaitu rangkak dan susut.
a. Kuat Tekan
Kuat
tekan dihitung dari beban tekan maksimum yang dapat ditahan dibagi dengan luas
penampang benda uji.
fc = P/A (Mpa)
dimana
:
fc : kuat
tekan, MPa
P : Beban tekan
maksimum yang dapat ditahan, Newton
A :
Luas penampang silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm, mm2
Regangan
beton pada saat hancur berkisar antara 0,003 sampai 0,004, dan di dalam SNI
1991 ditetapkan 0,003 sebagai dasar analisis tampang.
b. Kuat Tarik
Kuat
tarik beton ditentukan dengan percobaat belah tarik silinder beton berdasarkan
ASTM – 496.
c. Kuat Geser
Kuat
geser beton ditentukan berdasarkan kuat tekan yaitu:
vc = 1/6 Öf’c MPa
dimana :
vc : Kuat
geser, MPa
f’c : Kuat
tekan, MPa
d. Modulus Elastisitas
Modulus
elastisitas beton diambil berdasarkan kuat tekan beton yaitu :
Ec = 4700 Öf’c MPa
dimana :
Ec : Modulus
elastisitas, MPa
f’c
: Kuat tekan, MPa
Modulus
elastisitas ini merupakan kemiringan garis singgung dari diagram
tegangan-regangan. Biasanya modulus sekan pada 0,5 f’c diambil sebagai modulus
elastisitas.
e. Rangkak
Rangkak
adalah penambahan regangan terhadap waktu akibat adanya beban yang bekerja.
f. Susut
Susut
adalah berkurangnya volume elemen beton dan ada dua macam yaitu susut plastis
(susut yang terjadi beberapa jam setelah beton di tempatkan pada cetakan) dan
susut pengeringan yang dikarenakan kehilangan uap air
Terimakasih :)
Baca juga Artikel yang Berhubungan:
- Struktur Beton Bertulang 2 (Pelat Satu Arah) - part 2
Terimakasih :)
Baca juga Artikel yang Berhubungan:
- Struktur Beton Bertulang 2 (Pelat Satu Arah) - part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar